Senin, 31 Mei 2010

BLBI DI HARIAN KOMPAS TANGGAL 6 JUNI 2010


http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/31/04240036/peternak.lintah.penuhi.kebutuhan.luar.negeri

Peternak Lintah Penuhi Kebutuhan Luar Negeri

Senin, 31 Mei 2010 | 04:24 WIB

Depok, Kompas - Peternak lintah (Hirudo medicinalis) di Kota Depok, Jawa Barat, mampu memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. Bahkan, potensi pemasaran lintah ke luar negeri ini masih terbuka lebar. Adapun potensi lintah di Indonesia luar biasa besar.

Pengajar di Departemen Geografi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Taqiyudin, di Depok, Minggu (30/5), mengatakan, selama ini peternak lintah baru memanfaatkan untuk minyak dan kebutuhan terapi kesehatan. Padahal, masih banyak produk turunan lintah yang belum tergali, seperti untuk sabun dan kosmetik.

Permintaan luar negeri ini datang dari India, Australia, Malaysia, dan Singapura. Sebagian besar konsumen luar negeri memesan dalam bentuk minyak lintah. ”India pasar yang rutin memesan minyak lintah sebanyak 1.000 botol per bulan. Setiap botol berisi 5 cc minyak lintah,” katanya.

Adapun harga minyak lintah di pasar luar negeri mencapai 12 dollar Amerika Serikat (AS). Selain dalam bentuk minyak lintah, pemesan luar negeri juga memesan dalam bentuk lintah hidup dan lintah kering.

Tingginya permintaan pasar luar negeri memicu Taqiyudin membuka tempat budidaya lintah yang bernama Budidaya Lintah Beneran Indonesia. Kegiatan di tempat ini terhubung dengan sejumlah peternak lintah di Depok, Cirebon, Karawang, Yogyakarta, Bandung, Bekasi, dan Cibinong.

”Kami berusaha mengumpulkan hasil peternakan lintah mereka. Namun, permintaan luar negeri selalu masih kurang sementara ini,” katanya.

Di tempat ini, Taqiyudin membudidayakan 60.000 ekor lintah dari berbagai ukuran. Sebagian peternak membudidayakan sendiri dengan jumlah 1.000 sampai 2.000 ekor di wilayah Depok.

Taqiyudin menuturkan masih diperlukan keterlibatan pemodal untuk membangun industri hilir budidaya lintah. Belakangan, konsumen luar negeri cenderung ingin membeli lintah dalam kondisi hidup karena harganya lebih murah. Mereka ingin mengembangkan minyak lintah sehingga menjadi bernilai ekonomi tinggi. ”Mereka (konsumen luar negeri) membeli dalam kondisi hidup dengan harga Rp 1.000 sampai Rp 10.000 bergantung pada ukuran lintah,” katanya.

Sementara ini, sebagian warga memanfaatkan lintah untuk terapi. Salah satunya Arkat (50), warga Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Ia menggunakan lintah sebagai media terapi.

”Satu lintah terapi, kami pasang harga Rp 20.000,” katanya. (NDY)